ANGKA KEMATIAN IBU DI INDONESIA
Ibu
adalah orang tua perempuan dari seorang anak yang merupakan sosok yang luar
biasa, namun sangat peka terhadap berbagai masalah kesehatan. Angka kematian
ibu masih tinggi di Indonesia. Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat
hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang
disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena
sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll (Budi, Utomo. 1985).
Angka
Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat
persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan
karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
(www.datastatistik-indonesia.com). Cara menghitung AKI adalah membagi jumlah
kematian ibu dengan waktu tertentu didaerah tertentu dengan jumlah kelahiran
hidup diwaktu tertentu didaerah tertentu dikali dengan konstanta. Dua hal yang
menjadi indikator terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan
masyarakat di suatu wilayah adalah Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal
Mortality Rate (MMR) dan Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate
(IMR). Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium
adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari
189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa yang dimulai September tahun 2000, berupa
delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai
kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015.
Dari delapan butir
tujuan MDGs, tujuan kelima adalah meningkatkan kesehatan ibu, dengan target
menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 – 2015,
serta yang menjadi indikator untuk monitoring yaitu angka kematian ibu,
proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan angka
pemakaian kontrasepsi. Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian
per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan
dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran
hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun
2015. Mampukah Indonesia mengejar target AKI di Indonesia pada tahun 2015
diwaktu yang tersisa ini? Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia
adalah dengan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan
melakukan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih
yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan.
Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88%.
Cakupan ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun.
Sementara itu jika
dilihat dari cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang
terlatih menurut provinsi di Indonesia pada tahun 2013, tiga provinsi dengan
cakupan tertinggi adalah provinsi Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi
Selatan 99,78%, dan Sulawesi Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan
cakupan terendah adalah Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara
Timur (74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013). Kondisi sosial
budaya dimasing-masing daerah turut memberikan konstribusi, masih banyak daerah
yang masih menggunakan dukun sebagai penolong persalinan, khususnya
didesa-desa. Berdasarkan data Riskesdas 2013, Penolong saat persalinan dengan
kualifikasi tertinggi dilakukan oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter
(18,5%), lalu non tenaga kesehatan (11,8%). Namun sebanyak 0,8% kelahiran
dilakukan tanpa ada penolong, dan hanya 0,3% kelahiran saja yang ditolong oleh
perawat.
Hal ini ditunjang pula dengan kondisi sosial ekonomi sebagian
masyarakat yang masih berada digaris kemiskinan. Selain itu, tidak meratanya
fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia turut menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan ibu. Dengan
pentingnya penurunan AKI di Indonesia, sehingga diperlukan program terobosan
yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya didaerah-daerah terpencil,
perbatasan dan kepulauan. Meningkatkan pengetahuan para ibu sehingga mereka
mau, sadar dan mampu mencegah masalah kesehatannya, dan perlu ditunjang dengan
peningkatan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana
lainnya.
Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target MDGs 2015
Ilustrasi (Sumber: Kompas.com)
Ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak yang merupakan sosok
yang luar biasa, namun sangat peka terhadap berbagai masalah kesehatan.
Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Kematian ibu adalah
kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42
hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau
tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya
atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh, dll (Budi, Utomo. 1985). Angka Kematian Ibu (AKI)
adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari
sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan,
yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan
karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
(www.datastatistik-indonesia.com).
Cara menghitung AKI adalah membagi jumlah kematian ibu dengan waktu
tertentu didaerah tertentu dengan jumlah kelahiran hidup diwaktu
tertentu didaerah tertentu dikali dengan konstanta. Dua hal yang menjadi
indikator terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan
masyarakat di suatu wilayah adalah Angka Kematian Ibu (AKI) atau
Maternal Mortality Rate (MMR) dan Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant
Mortality Rate (IMR).
Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium
adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan
dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa yang dimulai September tahun
2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Dari delapan butir tujuan MDGs, tujuan kelima
adalah meningkatkan kesehatan ibu, dengan target menurunkan angka
kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 – 2015, serta yang
menjadi indikator untuk monitoring yaitu angka kematian ibu, proporsi
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan angka
pemakaian kontrasepsi.
Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000
kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang
harus dicapai pada tahun 2015. Mampukah Indonesia mengejar target AKI di
Indonesia pada tahun 2015 diwaktu yang tersisa ini?
Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan
persalinan difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih
yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan
bidan. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun
2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari
tahun ke tahun. Sementara itu jika dilihat dari cakupan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih menurut provinsi di
Indonesia pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah
provinsi Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%,
dan Sulawesi Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan
terendah adalah Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara
Timur (74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013).
Kondisi sosial budaya dimasing-masing daerah turut memberikan
konstribusi, masih banyak daerah yang masih menggunakan dukun sebagai
penolong persalinan, khususnya didesa-desa. Berdasarkan data Riskesdas
2013, Penolong saat persalinan dengan kualifikasi tertinggi dilakukan
oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non tenaga
kesehatan (11,8%). Namun sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada
penolong, dan hanya 0,3% kelahiran saja yang ditolong oleh perawat.
Hal ini ditunjang pula dengan kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat
yang masih berada digaris kemiskinan. Selain itu, tidak meratanya
fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia turut menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan
ibu.
Dengan pentingnya penurunan AKI di Indonesia, sehingga diperlukan
program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya
didaerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Meningkatkan
pengetahuan para ibu sehingga mereka mau, sadar dan mampu mencegah
masalah kesehatannya, dan perlu ditunjang dengan peningkatan kualitas
fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana lainnya.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-jauh-dari-target-mdgs-2015_54f940b8a33311ba078b4928
Angka Kematian Ibu di
Indonesia Masih Jauh dari Target MDGs 2015
Ilustrasi (Sumber: Kompas.com)
Ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak yang merupakan sosok
yang luar biasa, namun sangat peka terhadap berbagai masalah kesehatan.
Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Kematian ibu adalah
kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42
hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau
tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya
atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh, dll (Budi, Utomo. 1985). Angka Kematian Ibu (AKI)
adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari
sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan,
yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan
karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
(www.datastatistik-indonesia.com).
Cara menghitung AKI adalah membagi jumlah kematian ibu dengan waktu
tertentu didaerah tertentu dengan jumlah kelahiran hidup diwaktu
tertentu didaerah tertentu dikali dengan konstanta. Dua hal yang menjadi
indikator terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan
masyarakat di suatu wilayah adalah Angka Kematian Ibu (AKI) atau
Maternal Mortality Rate (MMR) dan Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant
Mortality Rate (IMR).
Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium
adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan
dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa yang dimulai September tahun
2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Dari delapan butir tujuan MDGs, tujuan kelima
adalah meningkatkan kesehatan ibu, dengan target menurunkan angka
kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 – 2015, serta yang
menjadi indikator untuk monitoring yaitu angka kematian ibu, proporsi
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan angka
pemakaian kontrasepsi.
Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000
kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang
harus dicapai pada tahun 2015. Mampukah Indonesia mengejar target AKI di
Indonesia pada tahun 2015 diwaktu yang tersisa ini?
Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan
persalinan difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih
yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan
bidan. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun
2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari
tahun ke tahun. Sementara itu jika dilihat dari cakupan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih menurut provinsi di
Indonesia pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah
provinsi Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%,
dan Sulawesi Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan
terendah adalah Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara
Timur (74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013).
Kondisi sosial budaya dimasing-masing daerah turut memberikan
konstribusi, masih banyak daerah yang masih menggunakan dukun sebagai
penolong persalinan, khususnya didesa-desa. Berdasarkan data Riskesdas
2013, Penolong saat persalinan dengan kualifikasi tertinggi dilakukan
oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non tenaga
kesehatan (11,8%). Namun sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada
penolong, dan hanya 0,3% kelahiran saja yang ditolong oleh perawat.
Hal ini ditunjang pula dengan kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat
yang masih berada digaris kemiskinan. Selain itu, tidak meratanya
fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia turut menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan
ibu.
Dengan pentingnya penurunan AKI di Indonesia, sehingga diperlukan
program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya
didaerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Meningkatkan
pengetahuan para ibu sehingga mereka mau, sadar dan mampu mencegah
masalah kesehatannya, dan perlu ditunjang dengan peningkatan kualitas
fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana lainnya.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-jauh-dari-target-mdgs-2015_54f940b8a33311ba078b4928
Angka Kematian Ibu di
Indonesia Masih Jauh dari Target MDGs 2015
Ilustrasi (Sumber: Kompas.com)
Ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak yang merupakan sosok
yang luar biasa, namun sangat peka terhadap berbagai masalah kesehatan.
Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Kematian ibu adalah
kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42
hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau
tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya
atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti
kecelakaan, terjatuh, dll (Budi, Utomo. 1985). Angka Kematian Ibu (AKI)
adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari
sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan,
yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan
karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup.
(www.datastatistik-indonesia.com).
Cara menghitung AKI adalah membagi jumlah kematian ibu dengan waktu
tertentu didaerah tertentu dengan jumlah kelahiran hidup diwaktu
tertentu didaerah tertentu dikali dengan konstanta. Dua hal yang menjadi
indikator terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan
masyarakat di suatu wilayah adalah Angka Kematian Ibu (AKI) atau
Maternal Mortality Rate (MMR) dan Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant
Mortality Rate (IMR).
Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium
adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan
dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa yang dimulai September tahun
2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015.
Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan
masyarakat pada 2015. Dari delapan butir tujuan MDGs, tujuan kelima
adalah meningkatkan kesehatan ibu, dengan target menurunkan angka
kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 – 2015, serta yang
menjadi indikator untuk monitoring yaitu angka kematian ibu, proporsi
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan angka
pemakaian kontrasepsi.
Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000
kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang
harus dicapai pada tahun 2015. Mampukah Indonesia mengejar target AKI di
Indonesia pada tahun 2015 diwaktu yang tersisa ini?
Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan
persalinan difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih
yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan
bidan. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun
2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari
tahun ke tahun. Sementara itu jika dilihat dari cakupan persalinan yang
ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih menurut provinsi di
Indonesia pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah
provinsi Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%,
dan Sulawesi Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan
terendah adalah Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara
Timur (74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013).
Kondisi sosial budaya dimasing-masing daerah turut memberikan
konstribusi, masih banyak daerah yang masih menggunakan dukun sebagai
penolong persalinan, khususnya didesa-desa. Berdasarkan data Riskesdas
2013, Penolong saat persalinan dengan kualifikasi tertinggi dilakukan
oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non tenaga
kesehatan (11,8%). Namun sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada
penolong, dan hanya 0,3% kelahiran saja yang ditolong oleh perawat.
Hal ini ditunjang pula dengan kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat
yang masih berada digaris kemiskinan. Selain itu, tidak meratanya
fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh
wilayah Indonesia turut menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan
ibu.
Dengan pentingnya penurunan AKI di Indonesia, sehingga diperlukan
program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya
didaerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Meningkatkan
pengetahuan para ibu sehingga mereka mau, sadar dan mampu mencegah
masalah kesehatannya, dan perlu ditunjang dengan peningkatan kualitas
fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana lainnya.
Selengkapnya :
http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-jauh-dari-target-mdgs-2015_54f940b8a33311ba078b4928