Rabu, 02 Desember 2015

BAHAYA MEROKOK PADA TUBUH

Bahaya Merokok Bagi Kesehatan


Bahaya Rokok
Tahukah Anda bahwa risiko perokok pasif 3 kali lebih tinggi dari perokok aktif. Dan perokok wanita berisiko 25 persen lebih tinggi dari  perokok pria.

Rokok dan Kematian

Rokok merupakan salah satu penyebab kematian utama di dunia dan merupakan satu-satunya produk legal yang membunuh seperti hingga setengah penggunannya. Survey Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia tahun 2007 menyebutkan setiap jam sekitar 46 orang meninggal dunia karena penyakit yang berhubungan dengan merokok di Indonesia.
Kebiasaan merokok sedikitnya menyebabkan 30 jenis penyakit pada manusia.  Penyakit yang timbul akan tergantung dari kadar zat berbahaya yang terkandung, kurun waktu kebiasaan merokok, dan cara menghisap rokok. Semakin muda seseorang mulai merokok, makin besar risiko orang tersebut mendapat penyakit  saat tua.
 

Mengapa Rokok Berbahaya?

Dalam satu batang rokok mengandung sekitar 7.000 zat kimia, 200 jenis diantaranya bersifat karsinogenik, yaitu zat yang merusak gen dalam tubuh sehingga memicu terjadinya kanker, seperti kanker paru, emfisema, dan bronkitis kronik. Atau juga kanker lain, seperti kanker nasofarings, mulut, esofagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, dan rahim. Aterosklerosis atau pangerasan pembuluh darah bisa menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, risiko stroke, menopause dini, osteoporosis, kemandulan, dan impotensi.
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna.  Asap rokok mengandung sejumlah zat yang berbahaya seperti benzen, nikotin, nitrosamin, senyawa amin, aromatik, naftalen, ammonia, oksidan sianida, karbon monoksida benzapirin, dan lain-lain. Partikel ini akan mengendap di saluran napas dan sangat berbahaya bagi tubuh. Endapan asap rokok juga mudah melekat di benda- benda di ruangan dan bisa bertahan sampai lebih dari 3 tahun, dengan tetap berbahaya.

Bahaya Perokok Pasif

Perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif. Dokter Budhi Antariksa, Spesialis Paru dari Rumah Sakit Royal Taruma mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekitarnya.
Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan. “Namun karena perokok aktif sekaligus menjadi perokok pasif maka dengan sendirinya risiko perokok aktif jauh lebih besar daripada perokok pasif,”  ujar dr.Budhi Antariksa.
Selain itu, berbagai hasil penelitian juga menyimpulkan  perokok wanita berisiko 25 persen lebih tinggi daripada perokok pria. Perokok wanita memiliki risiko ganda terhadap penyakit jantung dan kanker paru-paru bila dibandingkan dengan perokok pria. Penyebabnya karena wanita memiliki berat badan dan saluran darah yang lebih kecil dari pria.
Bahaya merokok pada wanita antara lain: Merusak kulit, mengganggu sistem reproduksi, menganggu siklus menstruasi termasuk timbulnya rasa nyeri, menurunkan kesuburan, meningkatkan risiko terkena kanker payudara, rahim, dan kanker paru-paru, menganggu  pertumbuhan janin dalam rahim, menganggu kelancaran ASI, keguguran, hingga kematian janin.

Kiat Berhenti Merokok

  1. Niatlah sungguh-sungguh bahwa Anda berhenti merokok
  2. Umumkan pada orang-orang di sekitar bahwa Anda akan berhenti merokok dan mintalahdukungan mereka.
  3. Jauhilah lingkungan para perokok.
  4. Carilah aktivitas yang berguna bagi tubuh
  5. Bawalah selalu permen kemanpun Anda pergi. 


 








CARA PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE

pembudidayaan ikan lele

index
pembudidayaan ikan lele
pembudidayaan ikan lele adalah salah satu teknik budidaya lele yang sedang naik daun. Dari pengalaman kakak pertama saya dalam budidaya ikan lele kini saya akan coba menceritakan kelebihan dan kekurangan budidaya ikan lele di kolam terpal.
Budidaya ikan lele
Saya disini membuat artikel budidaya ikan lele di kolam terpal bukan untuk tutorialnya tapi lebih membahas tentang budidayanya di tempat terpal. Akhir – akhir ini memang banyak yang ingin mencoba untuk peternakan budidaya lele salah satunya dengan media terpal. Tapi dari sekian banyak kemudahannya ada beberapa sisi buruk budidaya di media terpal.
Dari judulnya saja sudah terlalu heboh, tapi itu hanya sebatas pengalaman dan pendapat saya dan semua keputusan Budidaya ikan lele di kolam terpal kembali ketangan anda. Beberapa kelemahan dan kelebihan budidaya ikan lele di kolam terpal berikut  ini saya tunjukkan secara obyektif di bandingkan dengan budidaya ikan lele di kolam tanah.

Kelebihan budidaya ikan lele di kolam terpal dari pada di tanah.

  1. Lebih simple hemat tempat.
  2. Tidak perlu menggali kolam.
  3. Ketersediaan air awet/tidak cepat habis.
  4. Pengeontrolan ikan lele lebih terpantau.
  5. Pemanenan ikan lele lebih cepat dan mudah.
  6. cocok untuk pembibitan ikan lele.
Kekurangan budidaya ikan lele di kolam terpal dari pada di tanah.
  1. Pertumbuhan ikan lambat banyak yang kerdil (hal ini justru merugikan anda).
  2. Boros air, karena air dalam kolam meski awet jumlahnya tapi cepet keruh. Hal ini akan kurang baik bagi kesehatan ikan jika tidak segera diganti.
  3. Tingak ke kanibalan ikan lebih tinggi sehingga ikan yg masih kecil atau pertumbuhannya lambat akan terus dimakan oleh yang besar.
  4. Anda harus meluangkan waktu untuk mengurasnya.
  5. Ikan lele akan sering naik ke permukaan seperti ikan mati, jika kebersihan air tak terawat.
  6. Aroma kolam lebih terasa dibandingkan di tanah. Dan hal ini mungkin juga mempengaruhi cita rasa ikan lele terssebut.
A. Mengenali Ikan Lele
Untuk pembudidayaan Ikan Lele, sebaiknya kenalilah jenis-jenisnya, habitatnya, makanan & tata cara perawatannya.
B. Perisapan Kolam Ikan lele
  • Di dlm budidaya ikan lele memerlukan kolam yg ideal. Kolam ikan lele yg tdk memenuhi persyaratan akan berakibat buruk utk kelanjutan budidaya ikan lele, kolam haruslah disesuaikan dgn kebutuhan, apakah utk segmen pembenihan atau segmen pembesaran, demikian juga dgn jenis kolamnya, kolam tanah, kolam semen atau kolam terpal, ukuran kolam juga harus diperhatikan agar dpt disesuaikan dgn kisaran tebar ideal yg biasanya berkisar 100 s/d 120 ekor/m2.
C. Persiapan Air Kolam
  • Hal yg perlu diperhatikan dlm budidaya ikan lele adalah persiapan air kolam. Persiapan ini juga wajib & berperan sangat penting, karena banyak penyakit & tingginya angka kematian ikan lele yg penyebabnya karena kondisi air yg tdk memenuhi syarat, misalnya PH airnya, banyak pengusaha ternak ikan lele hanya sebatas mengetahui saja bahwa PH yg baik utk ikan lele adalah antara 7 s/d 8, tapi tdk menerapkannya. Hal ini sangat merugikan, khususnya dlm usaha budidaya ikan lele, jangan menebar benih ikan lele dgn kondisi PH yg belum memenuhi syarat, sebaiknya gunakan alat pengukur PH agar tepat. Karena PH-nya cocok maka Sekali ikan lele akan merasa nyaman & sesuai dgn kebutuhan hidupnya dgn melaksanakan persiapan air kolam secara benar shg ikan lele dapat tumbuh & berkembang sesuai dgn target produksi.
D. Tata Cara Pemberian Pakan Ikan Lele
  • Tata cara pemberian pakan ikan lele di budidaya ikan lele jangan dianggap remeh, karena pemberian pakan ikan lele yg salah bisa mengakibatkan pemborosan & bisa juga membuat ikan lele menjadi mati. Kalau ada waktu, silakan mampir utk mengetahui tata cara pemberian pakan di artikel ‘cara pemberian pakan ikan lele’.
E. Proses Pengambilan & Penebaran Indukan atau Bibit Ikan Lele
  • Proses pengambilan & penebaran indukan atau bibit ikan lele di budidaya ikan lele harus dilakukan dgn benar, misalnya proses pembelian induk utk segmen pembenihan, selain kualitas indukan ikan lele yg harus baik, tempat pembelian juga harus terjamin & dapat dipercaya, setelah itu proses pengiriman indukan juga harus dgn cara-cara yg benar, agar indukan ikan lele tdk stres & selamat sampai ke kolam, pada saat indukan ikan lele dilepaskan dikolam indukan juga harus dgn tata cara yg benar. Pada tahap pembenihan juga ada proses penyortiran, bibit lele yg sudah disortir sesuai dgn ukurannya akan dijual atau dimasukkan kedlm kolam pembesaran benih selanjutnya. Para pembudidaya ikan lele biasanya melakukan proses puasa pada benih lele sebelum melakukan penyortiran, hal ini juga dilakukan oleh pembudidaya ikan lele pada segmen pembesaran, para pembudidaya ikan lele di segmen pembesaran biasanya tdk langsung memberi makan pada bibit lele yg baru ditebar selama setengah hari, bibit lele yg ditebar & langsung diberi pakan lebih rentan terserang penyakit & mengalami kematian. 

PACARAN DIKALANGAN REMAJA

Pacaran di Kalangan Remaja

DEFINISI PACARAN
Istilah pacaran itu muncul sejak tahun 1970-an sebagai ganti ungkapan tentang muda-mudi yang saling mencintai. Artinya kedua belah pihak ada minat, maksud dan tujuan ke jenjang pernikahan. Jenjang cinta atau berpacaran ini ditempuh dalam rangka saling menjajagi, mencari, menyesuaikan dan menentukan pilihan yang tepat sebagai calon pendamping hidupnya yang sejati.”Pacaran” ada yang diartikan sebagai hubungan yang dijalani ketika seorang pria dan seorang wanita saling menyukai satu sama lain dan ingin menjajaki kemungkinan untuk melangkah ke hubungan yang lebih serius lagi, atau sebagai status yang me”legal”kan mereka untuk merasa bebas saat terlihat selalu berdua dan saling mengungkapkan ekspresi sayang, atau hubungan yang dijalani sebagai kesempatan untuk mengenal lebih dalam seseorang yang akan menjadi suami atau istri mereka di kemudian hari.
PENYEBAB PACARAN
Bila dilihat dari sudut pandang biologis. Pubertas diawali dengan adanya tanda-tanda kelamin sekunder yang akan membedakan remaja putra dan remaja putri, yaitu :
a. Tumbuh rambut dibeberapa tempat
b. Pada anak putra tumbuh jakun, sedangkan putri tumbuh buah dada
c. Suara pada anak putra merendah, sedangkan anak putri meninggi
d. Pada anak putra bahu, dada bidang, sedangkan putri adalah pinggul
e. Otot pada anak putra kelihatan besar
f. Mulai berfungsi kelenjar keringat
Selain tanda kelamin sekunder terdapat pula tanda kelamin tertier (remaja putri cenderung feminin dan remaja putra cenderung jantan).
Dari tanda-tanda inilah yang menyebabkan seorang remaja tertarik dengan kawan sejenisnya. Pada masa pra pubertas relasi bersifat homoseksual yang kemudian pada masa pubertas relasi bersifat heteroseksual. Pada masa heteroseksual secara cepat/lambat remaja akan menemukan cinta yang sebenarnya.
Bila ditinjau secara umum remaja jatuh cinta kepada lawan jenis karena beberapa hal antara lain:
a. Karakter
b.Fisik
c. Agama
d. Harta
e. Perhatian yang diberikan

PACARAN DALAM LINGKUNGAN
Sudah kita ketahui bahwa pacaran itu bisa dilakukan dimanapun, kapanpun, dan siapapun. Maka dari itu sudah banyak tempat-tempat yang bisa dilakukan untuk berpacaran oleh kalangan remaja. Ada beberapa dampak positif dan negatifnya pacaran dalam aspek lingkungan, diantaranya :
Dampak Positif :
Jika kita berada di lingkungan yang aman, nyaman, tentram maka kita akan berasa nyaman berada di lingkungan itu sendiri. Dalam pacaran pun begitu, jika kita sering berpacaran di tempat-tempat yang menurut kita baik maka kita dan pasangan kita akan lebih tenang berada di tempat itu. Tetapi apakah baik juga pacaran di tempat keramaian? Itu tergantung kepada pasangannya masing-masing, kadang ada juga orang yang tidak suka dengan tempat keramaian karena bisa mengganggu pacaran. Sebenarnya pacaran di tempat umum itu boleh-boleh saja asal dengan tahapan yang wajar. Karena bisa mengganggu orang yang disekitar bila kita melakukan hal-hal yang dapat menyita perhatian orang. Jika kita berpacaran dalam lingkungan sekolah atau kampus maka banyak hal positif yang bisa kita ambil, diantaranya adalah, jika di sekolah atau di kampus tidak ada teman maka pastinya ada seorang pacar yang bisa menemani kita, ataupun jika kita mendapat tugas kita bisa saling berbagi pengetahuan dengan pacar kita.
Dampak Negatif :
Banyak sekali dampak negatif dari pacaran di berbagai lingkungan karena biasanya para remaja memanfaatkan lingkungan yang cenderung sepi untuk melakukan maksiat. Karena biasanya para remaja malah memilih tempat yang sepi untuk berpacaran daripada tempat yang ramai banyak dikunjungi oleh orang lain.
Terkadang pacaran juga bisa merugikan lingkungan, contohnya jika kita berpacaran di tempat terbuka biasanya enaknya kita sambil memakan atau meminum sesuatu dan tanpa kita sadari karena asiknya pacaran maka sampah minuman atau makanan itu kita buang sembarangan. Seharusnya kita jangan terlalu asik pacaran tetapi mengabaikan kebersihan lingkungan.
Pacaran juga bisa mempengaruhi sifat seseorang dari lingkungan yang biasa didatangi. Apabila kita berpacaran dengan seseorang yang mempunyai tempat tinggal di lingkungan yang menurut kita baik maka jika kita sering berkunjung ke daerah tersebut kita juga akan terbawa baik karena lingkungan yang baik pula. Tetapi sebaliknya jika seseorang tersebut mempunyai tempat tinggal yang menurut kita tidak baik dan kita sering berkunjung ke tempat tersebut dan kita terbawa oleh pergaulan di lingkungan tersebut maka secara tidak langsung kelakuan kita juga bisa terbawa tidak baik yang dikarenakan lingkungan yang tidak baik.

Beberapa dampak negatif diantaranya :
a.      Pergaulan bisa menyempit, maksudnya disini adalah kalau kita banyak menghabiskan waktu berdua dan kurang bergaul dengan teman-teman, Makin lama biasanya kita akan bergantung pada pacar.
b.      Hubungan dengan keluarga menjadi renggang, karena kita lebih banyak menghabiskan waktu berdua dengan pacar daripada keluarga di rumah, misalnya pada malam minggu disuruh untuk kumpul keluarga, tapi kita sibuk pacaran untuk malam mingguan ke suatu tempat.
c.       Stress, maksudnya apabila kita sedang frustasi dengan si pacar akibat dikecewakan yang berlebihan seperti diputusi pacar akan berakibat stress dan itu juga akan mempengaruhi dalam kehidupan social contohnya berdiam diri di kamar tidak mau bertemu siapa-siapa itu akan merusak hubungan dengan teman-teman atau keluarga walaupun pada akhirnya akan kembali seperti semula.

d.      Pertengkaran yang mengakibatkan permusuhan, apabila pacar kita direbut oleh orang lain atau pacar kita selingkuh dan kita sendiri tidak menerima,  maka akan terjadi pertengkaran. Pertengkaran yang dimaksud contohnya apabila seorang laki-laki maka akan berkelahi saling adu otot, sedangkan perempuan saling jambak. Biasanya akan timbul rasa dendam kemudian akan bermusuhan karena sudah dikhianati

e.      Menjadikan hidup boros, orang yang pacaran akan selalu berkorban untuk pacarnya. Bahkan uang yang seharusnya untuk ditabung bisa habis untuk bersenang-senang: membelikan hadiah pacarnya, membeli pulsa, mentraktir, nonton Film, dan yang lainnya.

f.        Tidak setia dengan pasangannya jika sudah menikah, karena masing-masing ingat dengan pacarnya yang lama, dan selalu membanding-bandingkan antara suami/ istrinya yang syah dengan pacarnya yang lama.
Dengan adanya dampak positif maupun negative seperti yang disebutkan diatas, ada baiknya kita menghindari dampak-dampak yang negative karena secara tidak langsung itu semua dapat merusak hubungan kita dengan orang lain dan yang pasti diri sendiri.

TUTORIAL HIJAB SEGI EMPAT SIMPEL TERBARU

SEMOGA BERMANFAAT BAGI KALIAN SEMUA..

BULLYING

Kegiatan Yang Lakukan Oleh Para Bullying

Kegiatan Bullying sekarang sudah marak di kalangan masyarakat. Bukan lagi di kalangan orang dewasa. Bahkan di kalangan Anak-anak hal ini sudah sering terjadi. Sudah banyak sekali kejadian Bullying yang memakan korban, dari perkelahian sampai pembunuhan. Kegiatan Bullying sangat tidak manusiawi dan bermanfaat sehingga akan menimbulkan rasa dendam dan akan memicu kejahatan.
Beberapa Kegiatan yang dilakukan oleh para Bullying :
1. Memanggil dengan nama yang tidak pantas
sumber gambar : www.livescience.com
sumber gambar : www.livescience.com

2. Memojokkan orang yang di Bully
sumber gambar : tourette.org
3. Membuat Komentar yang buruk di media sosial
sumber gambar : www.wikihow.com
4. Tidak Menghargai orang lain
sumber gambar : www.thatslife.com.au
5. Menertawakan penderitaan orang
sumber gambar : www.dosomething.org
6. Berbicara seenaknya
sumber gambar : simpleacts.org
7. Merendahkan Orang Lain
sumber gambar : www.jw.org
8. Mengancam orang lain
sumber gambar : www.thebyrnecenter.org

Beberapa kegiatan di atas merupakan kegiatan Bullying yang sangat tidak patut untuk di tiru. Kamu jangan sampai membully orang lain. Bisa jadi kamu akan mendapatkan hukuman dari kegiatan bullymu. Jadi Stop Bullying!

Semoga Bermanfaat

TAHAP PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN ANAK

Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan 

Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh, kematangan dan belajar.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan, diantaranya adalah faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi buruk, maka keadaan tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
 

PROSES-PROSES PERKEMBANGAN

 Proses-proses perkembangan neniliki keterkaitan langsungdengan kegiatan belajar anak, yang meliputi:

  1. Perkembangan motor (motor development), yakni proses perkembangan yang progresif dan berhubungan dengan perolehan aneka ragam keterampilan fisik anak (motor sklills);
  2. Perkembangan kognitif (cognitive development), yakni perkembangan fungsi intelektual atau proses perkembangan kemampuan / kecerdasan otak anak;
  3. Perkembangan sosial dan moral (social and moral development), yakni proses perkembangan mental yang berhubungan dengan perubahan-perubahan cara anak dalam berkomunikasi dengan obyek atau orang lai, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.
 
Pertumbuhan bayi pada bulan ke-1
  • Menggerakkan kepala dari sisi ke sisi pada saat posisi tengkurap
  • Cengkraman yang kuat
  • Menatap tangan dan jari-jari
  • Mengikuti gerakan dengan mata
Proses perkembangan pada bayi bulan ke-2
  • Menahan kepala dan leher sebentar pada saat telungkup
  • Membuka dan menutup tangan, pukulan diarahkan tanpa arah
  • Mulai bermain dengan jari-jari, membuat asosiasi (menangis berarti digendong atau diberi makan)
  • Tersenyum dengan responsif, mengadakan kontak mata
Pertumbuhan bayi pada bulan ke-3
  • Meraih dan mengambil objek, kepala tegak saat digendong, mulai merasakan beban pada kaki
  • Mengenggam objek dengan tangan, mengisap ibu jari dan meninju
  • Berguman, memekik
  • Menirukan anda saat anda menjulurkan lidah, mulai tertawa
Perkembangan bayi pada usia 4 bulan
  • Mendorong badan ke atas dengan tangan pada posisi telungkup, duduk bertumpu pada lengan
  • Mengambil objek, menggenggam seperti menggunakan sarung tangan
  • Tertawa keras, mengamati dengan akurat
  • Menikmati bermain dan mungkin menangis ketika dihentikan, mengangkat lengan sebagai isyarat "gendonglah aku"
Proses pertumbuhan dan perkembangan bayi bulan ke-5
  • Mulai berguling ke salah satu sisi badan
  • Belajar memindahkan objek dari tangan yang satu ke tangan yang lain
  • Meniup raspberry (menyemburkan busa)
  • Menjangkau mama atau papa dan menangis kalau ditinggal
Pertumbuhan dan perkembangan bayi pada usia 6 bulan
  • Berguling ke sisi kiri dan kanan
  • Memakai tangan untuk menyambar objek kecil
  • Berceloteh
  • Mengenali wajah pengasuh, keluarga dan teman yang sudah akrab
Pertumbuhan bayi bulan ke-7
  • Bergerak sedikit - mulai merangkak
  • Belajar menggunakan ibu jari dan jari tangan lainnya
  • Berceloteh dengan cara yang lebih kompleks
  • Merespon ekspresi emosi orang lain
Proses perkembangan bayi bulan ke-8
  • Duduk tanpa dibantu
  • Mulai bertepuk tangan
  • Merespon kata-kata yang sudah akrab, melihat ketika dipanggil
  • Bermain permainan interaktif seperti cilukba
Pertumbuhan bayi bulan ke-9
  • Mungkin mencoba naik/merangkak ke atas tangga
  • Menguasai genggaman cubit
  • Belajar keberadaan objek -- bahwa sesuatu ada bahkan kalau mereka tidak dapat melihatnya
  • Sedang takut-takutnya sama orang asing
Perkembangan pada bayi bulan ke-10
  • Menarik diri untuk berdiri
  • Menyusun dan mengurutkan mainan
  • Melambaikan bye-bye dan mengangkat tangan untuk mengatakan "naik"
  • Belajar memahami sebab akibat. Contoh: saya menangis, mama datang
Proses pertumbuhan bayi bulan ke-11
  • Menjelajah menggunakan perabotan
  • Membalik halaman saat anda membaca
  • Memanggil mama atau papa dengan "mama" atau " dada"
Perkembangan bayi bulan ke-12
  • Berdiri tanpa dibantu dan mungkin memulai langkah pertama
  • Membantu pada saat dipakaikan baju (memasukkan tangan ke lengan baju)
  • Mengucapkan kira-kira 2 sampai 3 kata (biasanya "mama" dan"dada")
  • Bermain permainan meniru seperti pura-pura sedang nelpon

PENYAKIT KANKER SERVIKS

Kanker serviks atau yang disebut juga sebagai kanker mulut rahim merupakan salah satu penyakit kanker yang paling banyak ditakuti kaum wanita. Berdasarkan data yang ada, dari sekian banyak penderita kanker di Indonesia, penderita kanker serviks mencapai sepertiga nya. Dan dari data WHO tercatat, setiap tahun ribuan wanita meninggal karena penyakit kanker serviks ini dan merupakan jenis kanker yang menempati peringkat teratas sebagai penyebab kematian wanita dunia.
Kanker serviks menyerang pada bagian organ reproduksi kaum wanita, tepatnya di daerah leher rahim atau pintu masuk ke daerah rahim yaitu bagian yang sempit di bagian bawah antara kemaluan wanita dan rahim.
 

Penyebab Kanker Serviks 

Human papilloma Virus (HPV) merupakan penyebab dari kanker serviks. Sedangkan penyebab banyak kematian pada kaum wanita adalah virus HPV tipe 16 dan 18. Virus ini sangat mudah berpindah dan menyebar, tidak hanya melalui cairan, tapi juga bisa berpindah melalui sentuhan kulit. Selain itu, penggunaan wc umum yang sudah terkena virus HPV, dapat menjangkit seseorang yang menggunakannya jika tidak membersihkannya dengan baik.
Selain itu, kebiasaan hidup yang kurang baik juga bisa menyebabkan terjangkitnya kanker serviks ini. Seperti kebiasaan merokok, kurangnya asupan vitamin terutama vitamin c dan vitamin e serta kurangnya asupan asam folat. Kebiasaan buruk lainnya yang dapat menyebabkan kanker serviks adalah seringnya melakukan hubungan intim dengan berganti pasangan, melakukan hubungan intim dengan pria yang sering berganti pasangan dan melakukan hubungan intim pada usia dini (melakukan hubungan intim pada usia <16 tahun bahkan dapat meningkatkan resiko 2x terkena kanker serviks). Faktor lain penyebab kanker serviks adalah adanya keturunan kanker, penggunaan pil KB dalam jangka waktu yang sangat lama, terlalu sering melahirkan.

CIRI CIRI PENDERITA KANKER

 Ciri-ciri berikut bisa menjadi petunjuk terhadap perempuan apakah dirinya mengidap gejala kanker serviks atau tidak:
  1. Saat berhubungan intim selaku merasakan sakit, bahkan sering diikuti pleh adanya perdarahan.
  2. Mengalami keputihan yang tidak normal disertai dengan perdarahan dan jumlahnya berlebih
  3. Sering merasakan sakit pada daerah pinggul
  4. Mengalami sakit saat buang air kecil
  5. Pada saat menstruasi, darah yang keluar dalam jumlah banyak dan berlebih
  6. Saat perempuan mengalami stadium lanjut akan mengalami rasa sakit pada bagian paha atau salah satu paha mengalami bengkak, nafsu makan menjadi sangat berkurang, berat badan tidak stabil, susah untuk buang air kecil, mengalami perdarahan spontan.

Pencegahan Kanker Serviks

Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat dilakukan kaum perempuan dalam hal mencegah kanker serviks agar tidak menimpa dirinya, antara lain:
  1. Jalani pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan yang cukup nutrisi dan bergizi
  2. Selalu menjaga kesehatan tubuh dan sanitasi lingkungan
  3. Hindari pembersihan bagian genital dengan air yang kotor
  4. Jika anda perokok, segera hentikan kebiasaan buruk ini
  5. Hindari berhubungan intim saat usia dini
  6. Selalu setia kepada pasangan anda, jangan bergonta-ganti apalagi diikuti dengan hubungan intim.
  7. Lakukan pemeriksaan pap smear minimal lakukan selama 2 tahun sekali, khususnya bagi yang telah aktif melakukan hubungan intim
  8. Jika anda belum pernah melakukan hubungan intim, ada baiknya melakukan vaksinasi HPV
  9. Perbanyaklah konsumsi makanan sayuran yang kandungan beta karotennya cukup banyak, konsumsi vitamin c dan e.

Seperti yang telah dikatakan diatas bahwa penyebab kanker servik yakni Infeksi Virus HPV dan bagaimana virus itu dapat masuk ke dalam tubuh kita ? Virus HPV bisa masuk ke dalam tubuh kita melalui hubungan seksual, hubungan seksual sebelum usia 20 tahun dapat memicu kanker servika karena pada usia di bawah 20 tahun organ reproduksi wanita sedang aktif berkembang dan seharusnya tidak terjadi kontak/rangsangan apapun dari luar karena dapat memicu perubahan sel menjadi tidak normal, Nikotin juga dapat memicu kanker serviks karena bila sel-sel mulut rahim telah teracuni nikotin dalam darah dapat memicu abnormalitas sel pada mulut rahim, dan yang paling penting adalah menjaga kebersihan dan kesehatan organ kewanitaan dan tidak boleh sering juga menggunakan pembersih vagina karena dapat menyebabkan iritasi pada vagina.
 
 

Senin, 30 November 2015

MERAWAT KESEHATAN MATA


 mata sangatlah penting, karena sayang sekali pengelihatan kita hilang. Banyak yang menyatakan bahwa di bagian Asia Tenggara banyak sekali orang terkena penyakit mata. Sebelum terjadi sesuatu pada mata, alangkah baiknya kita menjaga dan merawatnya dengan benar.

Seperti di bawah ini kami membantu anda untuk menemukan apa-apa saja yang harus dilakukan untuk merawat mata dengan benar. Mata sangat rentan dan sensitive sekali, kita misalkan jika anda terlalu sering dan terlalu menggosok-gosok mata berlebihan, maka akan mendapat penyakit yang mungkin besar.
Selain hal itu, kita juga perlu datang ke dokter untuk berkonsultasi dengan teratur.
Merawat Kesehatan Mata
Wortel
  • Memang sudah rahasia umum, wortel mampu menjaga
  • Wortel terkandung betakaroten akan menjadi Vitamin A yang sangat baik untuk menjaga kesehatan mata.
Pakai Pelindung Mata
Saat berkendara, sinar matahari, berolahraga, dan aktivitas lainnya, cobalah untuk menjaga mata tetap aman dan terhindari dari debu, maka kami menyarankan untuk melindungi mata anda dari hal itu.

Istirahat Cukup
Sama seperti anggota tubuh yang lainnya, mata juga butuh istirahat yang cukup. Seperti menonton dan depan komputer berjam-jam sangatlah membuat mata cukup lelah, maka dengan itu selangkanlah waktu sedikit untuk mengistirahatkan mata sejenak dengan melihat objek yang jauh. Kenapa dengan objek yang jauh? karena dengan melihat objek yang jauh maka ruang lingkup mata akan terbuka dan lebih menenangkan.

Telur
Memang telur sangat kaya akan Protein dan Vitamin. Telur juga memeliki Vitamin A yang tentunya sangat baik sekali untuk mata. Selain itu, kandungan Lutein dan Zeaxanthin yang ada di putih telur diketahui bisa mencegah penyakit katarak.

Periksa Mata
Jika mata anda terasa ada yang beda atau jika mata anda kemasukan benda-benda kecil,sebaiknya untuk memeriksa mata anda ke dokter.

vitamin yang dibutuhkan mata

 
 


Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target MDGs 2015

ANGKA KEMATIAN IBU DI INDONESIA

 Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target MDGs 2015

 Ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak yang merupakan sosok yang luar biasa, namun sangat peka terhadap berbagai masalah kesehatan. Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll (Budi, Utomo. 1985).

 Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. (www.datastatistik-indonesia.com). Cara menghitung AKI adalah membagi jumlah kematian ibu dengan waktu tertentu didaerah tertentu dengan jumlah kelahiran hidup diwaktu tertentu didaerah tertentu dikali dengan konstanta. Dua hal yang menjadi indikator terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah adalah Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) dan Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa yang dimulai September tahun 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. 

Dari delapan butir tujuan MDGs, tujuan kelima adalah meningkatkan kesehatan ibu, dengan target menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 – 2015, serta yang menjadi indikator untuk monitoring yaitu angka kematian ibu, proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan angka pemakaian kontrasepsi. Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015. Mampukah Indonesia mengejar target AKI di Indonesia pada tahun 2015 diwaktu yang tersisa ini? Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. 

Sementara itu jika dilihat dari cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih menurut provinsi di Indonesia pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah provinsi Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%, dan Sulawesi Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara Timur (74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013). Kondisi sosial budaya dimasing-masing daerah turut memberikan konstribusi, masih banyak daerah yang masih menggunakan dukun sebagai penolong persalinan, khususnya didesa-desa. Berdasarkan data Riskesdas 2013, Penolong saat persalinan dengan kualifikasi tertinggi dilakukan oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non tenaga kesehatan (11,8%). Namun sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, dan hanya 0,3% kelahiran saja yang ditolong oleh perawat. 

Hal ini ditunjang pula dengan kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat yang masih berada digaris kemiskinan. Selain itu, tidak meratanya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia turut menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan ibu. Dengan pentingnya penurunan AKI di Indonesia, sehingga diperlukan program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya didaerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Meningkatkan pengetahuan para ibu sehingga mereka mau, sadar dan mampu mencegah masalah kesehatannya, dan perlu ditunjang dengan peningkatan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana lainnya.



Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target MDGs 2015 Ilustrasi (Sumber: Kompas.com) Ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak yang merupakan sosok yang luar biasa, namun sangat peka terhadap berbagai masalah kesehatan. Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll (Budi, Utomo. 1985). Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. (www.datastatistik-indonesia.com). Cara menghitung AKI adalah membagi jumlah kematian ibu dengan waktu tertentu didaerah tertentu dengan jumlah kelahiran hidup diwaktu tertentu didaerah tertentu dikali dengan konstanta. Dua hal yang menjadi indikator terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah adalah Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) dan Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa yang dimulai September tahun 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Dari delapan butir tujuan MDGs, tujuan kelima adalah meningkatkan kesehatan ibu, dengan target menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 – 2015, serta yang menjadi indikator untuk monitoring yaitu angka kematian ibu, proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan angka pemakaian kontrasepsi. Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015. Mampukah Indonesia mengejar target AKI di Indonesia pada tahun 2015 diwaktu yang tersisa ini? Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. Sementara itu jika dilihat dari cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih menurut provinsi di Indonesia pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah provinsi Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%, dan Sulawesi Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara Timur (74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013). Kondisi sosial budaya dimasing-masing daerah turut memberikan konstribusi, masih banyak daerah yang masih menggunakan dukun sebagai penolong persalinan, khususnya didesa-desa. Berdasarkan data Riskesdas 2013, Penolong saat persalinan dengan kualifikasi tertinggi dilakukan oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non tenaga kesehatan (11,8%). Namun sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, dan hanya 0,3% kelahiran saja yang ditolong oleh perawat. Hal ini ditunjang pula dengan kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat yang masih berada digaris kemiskinan. Selain itu, tidak meratanya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia turut menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan ibu. Dengan pentingnya penurunan AKI di Indonesia, sehingga diperlukan program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya didaerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Meningkatkan pengetahuan para ibu sehingga mereka mau, sadar dan mampu mencegah masalah kesehatannya, dan perlu ditunjang dengan peningkatan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana lainnya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-jauh-dari-target-mdgs-2015_54f940b8a33311ba078b4928
Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target MDGs 2015 Ilustrasi (Sumber: Kompas.com) Ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak yang merupakan sosok yang luar biasa, namun sangat peka terhadap berbagai masalah kesehatan. Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll (Budi, Utomo. 1985). Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. (www.datastatistik-indonesia.com). Cara menghitung AKI adalah membagi jumlah kematian ibu dengan waktu tertentu didaerah tertentu dengan jumlah kelahiran hidup diwaktu tertentu didaerah tertentu dikali dengan konstanta. Dua hal yang menjadi indikator terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah adalah Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) dan Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa yang dimulai September tahun 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Dari delapan butir tujuan MDGs, tujuan kelima adalah meningkatkan kesehatan ibu, dengan target menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 – 2015, serta yang menjadi indikator untuk monitoring yaitu angka kematian ibu, proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan angka pemakaian kontrasepsi. Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015. Mampukah Indonesia mengejar target AKI di Indonesia pada tahun 2015 diwaktu yang tersisa ini? Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. Sementara itu jika dilihat dari cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih menurut provinsi di Indonesia pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah provinsi Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%, dan Sulawesi Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara Timur (74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013). Kondisi sosial budaya dimasing-masing daerah turut memberikan konstribusi, masih banyak daerah yang masih menggunakan dukun sebagai penolong persalinan, khususnya didesa-desa. Berdasarkan data Riskesdas 2013, Penolong saat persalinan dengan kualifikasi tertinggi dilakukan oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non tenaga kesehatan (11,8%). Namun sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, dan hanya 0,3% kelahiran saja yang ditolong oleh perawat. Hal ini ditunjang pula dengan kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat yang masih berada digaris kemiskinan. Selain itu, tidak meratanya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia turut menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan ibu. Dengan pentingnya penurunan AKI di Indonesia, sehingga diperlukan program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya didaerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Meningkatkan pengetahuan para ibu sehingga mereka mau, sadar dan mampu mencegah masalah kesehatannya, dan perlu ditunjang dengan peningkatan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana lainnya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-jauh-dari-target-mdgs-2015_54f940b8a33311ba078b4928
Angka Kematian Ibu di Indonesia Masih Jauh dari Target MDGs 2015 Ilustrasi (Sumber: Kompas.com) Ibu adalah orang tua perempuan dari seorang anak yang merupakan sosok yang luar biasa, namun sangat peka terhadap berbagai masalah kesehatan. Angka kematian ibu masih tinggi di Indonesia. Kematian ibu adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll (Budi, Utomo. 1985). Angka Kematian Ibu (AKI) adalah banyaknya kematian perempuan pada saat hamil atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lama dan tempat persalinan, yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab lain, per 100.000 kelahiran hidup. (www.datastatistik-indonesia.com). Cara menghitung AKI adalah membagi jumlah kematian ibu dengan waktu tertentu didaerah tertentu dengan jumlah kelahiran hidup diwaktu tertentu didaerah tertentu dikali dengan konstanta. Dua hal yang menjadi indikator terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan derajat kesehatan masyarakat di suatu wilayah adalah Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate (MMR) dan Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Millenium Development Goals (MDGs) atau Tujuan Pembangunan Milenium adalah Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa yang dimulai September tahun 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada 2015. Dari delapan butir tujuan MDGs, tujuan kelima adalah meningkatkan kesehatan ibu, dengan target menurunkan angka kematian ibu sebesar tiga perempatnya antara 1990 – 2015, serta yang menjadi indikator untuk monitoring yaitu angka kematian ibu, proporsi pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih, dan angka pemakaian kontrasepsi. Target AKI di Indonesia pada tahun 2015 adalah 102 kematian per 100.000 kelahiran hidup. Sementara itu berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) (yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas) sebesar 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih cukup jauh dari target yang harus dicapai pada tahun 2015. Mampukah Indonesia mengejar target AKI di Indonesia pada tahun 2015 diwaktu yang tersisa ini? Salah satu cara untuk menurunkan AKI di Indonesia adalah dengan persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih dan melakukan persalinan difasilitas pelayanan kesehatan. Tenaga kesehatan terlatih yaitu dokter spesialis kebidanan dan kandungan (SpOG), dokter umum, dan bidan. Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan secara nasional pada tahun 2013 adalah sebesar 90,88%. Cakupan ini terus menerus meningkat dari tahun ke tahun. Sementara itu jika dilihat dari cakupan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih menurut provinsi di Indonesia pada tahun 2013, tiga provinsi dengan cakupan tertinggi adalah provinsi Jawa Tengah dengan cakupan 99,89%, Sulawesi Selatan 99,78%, dan Sulawesi Utara 99,59%. Sedangkan tiga provinsi dengan cakupan terendah adalah Papua 33,31%, Papua Barat (73,20%), dan Nusa Tenggara Timur (74,08%). (Data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2013). Kondisi sosial budaya dimasing-masing daerah turut memberikan konstribusi, masih banyak daerah yang masih menggunakan dukun sebagai penolong persalinan, khususnya didesa-desa. Berdasarkan data Riskesdas 2013, Penolong saat persalinan dengan kualifikasi tertinggi dilakukan oleh bidan (68,6%), kemudian oleh dokter (18,5%), lalu non tenaga kesehatan (11,8%). Namun sebanyak 0,8% kelahiran dilakukan tanpa ada penolong, dan hanya 0,3% kelahiran saja yang ditolong oleh perawat. Hal ini ditunjang pula dengan kondisi sosial ekonomi sebagian masyarakat yang masih berada digaris kemiskinan. Selain itu, tidak meratanya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia turut menjadi salah satu penyebab masalah kesehatan ibu. Dengan pentingnya penurunan AKI di Indonesia, sehingga diperlukan program terobosan yang memfokuskan pada kesehatan ibu, khususnya didaerah-daerah terpencil, perbatasan dan kepulauan. Meningkatkan pengetahuan para ibu sehingga mereka mau, sadar dan mampu mencegah masalah kesehatannya, dan perlu ditunjang dengan peningkatan kualitas fasilitas pelayanan kesehatan dan sarana prasarana lainnya.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/ditaanugrah/angka-kematian-ibu-di-indonesia-masih-jauh-dari-target-mdgs-2015_54f940b8a33311ba078b4928

PENYEBAB & CARA MENGATASI DIARE PADA ANAK

Penyebab dan Penanganan Diare Pada Bayi


Diare atau mencret bukanlah topik yang sering dibicarakan, kecuali bila terjadi pada bayi, betul kan? Setiap orang tua pasti akan mengkhawatirkan semua hal-hal tidak biasa yang terjadi pada si bayi, mulai dari persoalan diare, makanan, hingga pola tidurnya. Dan yang memang merepotkan adalah si bayi tidak bisa mengungkapkan apa yang mereka rasakan kecuali dengan bahasa tangis. Jadi, mau tidak mau setiap orang tua harus menjadi peneliti yang baik bagi anak-anaknya.
Tinja saat diare pada bayi bisa muncul dalam tekstur, warna dan bau yang berbeda-beda. Perbedaan tekstur tinja semacam ini biasanya tergantung dari apa yang bayi makan (ASI, susu formula atau makanan padat). Satu atau dua kali tinja encer yang keluar pada bayi mungkin tidak perlu dikhawatirkan. Hal itu biasa terjadi pada minggu atau bulan pertama si bayi. Namun, jika mencret terlalu sering atau hebat, ini bukan lagi saatnya bagi Anda untuk mengadakan perawatan di rumah, sebaiknya segera bawa si bayi ke dokter.
 
Penyebab Diare pada Bayi

Bayi yang diare dapat disebabkan karena banyak faktor, antara lain :
- Alergi makanan atau sensitif terhadap suatu obat-obatan
- Minum jus buah terlalu banyak
- Keracunan
- Infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri dan parasit


Diare terjadi karena penyebab-penyebab di atas yang masuk ke dalam pencernaan si bayi (melalui mulut). Bisa saja makanan dan minuman si bayi sudah terkontaminasi/terkotori dengan bakteri, parasit atau virus, racun hingga bahan kimia. Jangan hanya berorientasi pada makanan dan minuman yang dikonsumsi si bayi saja, sentuhan tangan si bayi terhadap sesuatu, lalu si bayi memasukkan tangannya ke mulut, juga merupakan jalan masuk bagi penyebab-penyebab diare.
 
 
 
Peralatan makan si bayi pun harus terjamin kebersihannya, bersih dari bakteri / virus dan bahan kimia /obat-obatan. Percuma kan jika Anda menjaga kebersihan makanan dan tangannya namun tidak menjaga kebersihan peralatan makannya. Umumnya ibu-ibu rumah tangga menggunakan bahan-bahan kimia/semacam deterjen yang banyak dijual di pasaran untuk membasuh peralatan makan. Nah, proses pembilasan harus dilakukan dengan benar, pastikan peralatan makan tersebut sudah dibilas dengan bersih agar bahan kimia pencuci tidak lagi tinggal di peralatan makan. Yang terbaik setelah itu adalah merebus semua peralatan makannya. Dan jangan lupa beri pengertian kepada orang yang mencuci peralatan makan keluarga Anda, terutama peralatan si bayi. Jika Anda merasa ragu, sebaiknya lakukan sendiri. Sang ibu / pengasuh bayi sendiri sebaiknya harus sering mencuci tangan, sebelum dan sesudah makan, setelah mengganti popok, setelah menggunakan kamar mandi. Ini semua penting untuk mencegah diare. Jika Anda menyusui si bayi, ada baiknya Anda tidak menggunakan obat pencahar karena sebagian dari obat pencahar tersebut akan masuk ke bayi melalui ASI yang akhirnya akan menimbulkan mencret bagi si bayi.

Apa Pengaruh Diare pada Bayi ? 
Diare jelas akan mengganggu keseimbangan normal dari air dan garam (elektrolit) pada bayi. Ketika air dan elektrolit hilang dalam jumlah yang banyak (karena diare), bayi akan mengalami dehidrasi. Dan hilangnya air dan elektrolit pada bayi harus mendapatkan penggantian secepatnya. Pada bayi, dehidrasi bisa terjadi sangat cepat. Bisa langsung terjadi pada hari dimana ia diare atau keesokan harinya dan itu sangat berbahaya, terutama bagi bayi yang baru lahir.

Berikut tanda-tanda dehidrasi pada bayi :
- Buang air kecil (BAK) lebih sering dari biasanya
- Lekas marah (rewel)
- Mulut kering
- Tidak ada air mata saat menangis
- Lesu dan sering mengantuk (diluar kebiasaan)
- Sunken soft spot (cekung ubun-ubun)
- Kulit tidak elastis (kulit tidak langsung kembali setelah ditekan atau dicubit)


Bila terdapat gejala-gejala diatas, jangan tunggu lama, apalagi masih mau menangguhkan untuk merawatnya di rumah, segeralah pergi ke dokter. Juga, segera pergi ke dokter jika bayi Anda 
memiliki gejala-gejala ini :
- Demam lebih dari 38,8 derajat celcius
- Nyeri perut (balita yang sudah bisa mengungkapkan perasaanya)
- Darah atau nanah dalam tinja, atau tinja berwarna hitam, putih atau merah
- Kelesuan
- Muntah-muntah


Perawatan Diare pada Bayi

Dokter yang bijak biasanya tidak merekomendasikan obat anti diare untuk bayi. Namun, dokter bisa saja meresepkan antibiotik atau obat anti parasit bila diare terebut diketahui disebabkan oleh infeksi bakteri, atau parasit.

Bayi dengan diare berat yang mengalami dehidrasi harus mendapatkan cairan infus (intravena/IV) di rumah sakit.

Dokter juga mungkin akan menyarankan Anda agar memberikan bayi Anda cairan rehidrasi (pengembali cairan) seperti oralit. Oralit tentu saja bisa dibeli dengan bebas di toko-toko obat, mengandung cairan dan elektrolit yang dapat mencegah atau mengobati dehidrasi.
Jika diare terjadi lebih dari 4 hari walaupun bayi tidak menunjukkan gejala dehidrasi atau gejala berbahaya lainnya, segera bawa ke dokter
Jika anak Anda selama ini mendapatkan makanan padat, dokter/ahli anak mungkin saja akan merekomendasikan makanan bertepung seperti pisang, saus apel dan sereal beras hingga diare berhenti. Ibu yang menyusui juga mungkin perlu untuk mengatur pola makannya, tidak lagi mengonsumsi makanan/obat-obatan yang kemungkinan bisa memicu diare pada bayi. Bayi dengan makanan padat yang mengalamai diare mungkin juga harus
 menghindari makanan apapun yang dapat memperburuk diare, termasuk :
- Makanan berminyak
- Makanan yang tinggi serat
- Susu formula dan keju
- Penganan semacam kue
 
Diare yang disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri sangat mudah menular. Cuci tangan dengan air hangat dan sabun setiap kali Anda mengganti popok bayi, ini untuk mencegah penyebaran infeksi.

 
 


Yang Harus Dilakukan Pada Bayi Diare
Paragraf terakhir ini adalah sebuah ringkasan mengenai apa yang harus dilakukan bila si bayi mengalami diare. Bila terjadi diare, tetap berikan ASI dan cairan agar si bayi tidak mengalami dehidrasi. Bila perlu, berikan oralit. Untuk sementara waktu, ganti makanannya dengan pisang, kentang, saus apel atau sereal beras (kombinasi lebih baik). Sang ibu (bila menyusui) sebaiknya juga menghentikan mengonsumsi makanan atau obat-obatan yang dicurigai menjadi penyebab diare si anak.
Yang harus menjadi perhatian adalah amati intensitas dan kuantitas diare pada bayi. Amati juga apakah bayi mengalami dehidrasi atau gejala lain (disebutkan di atas) yang mengharuskan si bayi segera di bawa ke dokter. Bila tidak ada gejala-gejalanya, perawatan bisa dilakukan di rumah. Semoga bermanfaat.